Perencanaan Layout
1 Jenis-jenis bangunan
Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi :
U Bangunan Berlantai Tunggal
Bentuk
bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang palinng umum sekarang. Bangunan
ini dapat melebar atau memajang sesuai kebutuhan dan dapat dengan mudah
diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai tangga-tangga, lift atau
lerengan yang menghubungkan lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari satu
tahapan proses ke tahapan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena
dilakukan secara horizontal dan tidak naik turun. Peralatan-peralatan berat
dapat diletakkan diatas fondasi yang terpisah dan biaya pembangunannya lebih
murah.
Ada
beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk bangunan ini
memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap berbentuk datar serta
tidak ada kaca pada langit-lanngit bangunan, diperlukan penerangan artifisial
dihampir seluruh bagian pabrik. Sistem ventilasi dan pendingin udara (air
conditioning) biasanya juga diperlukan.
U Bangunan Bertingkat dan
Arsitektur
Perkembangan
arsitektur fasilitas dapat mempunyai dampak penting pada struktur biaya tetap dan
variabel bangunan, seperti juga pada sikap para karyawan yang bekerja
didalamnya. Karena sifat banyak industri dan karena investasi tetap yang sangat
besar pada pabrik fisik banyak organisasi telah menggunakan pendekatan
“kegunaan” terhadap bentuk dan esain fasilitas-fasilitas produksi mereka.
Bagaimanapun juga, segala sesuatu telah
berubah dengan cepat banyak organisasi sekarang menghabiskan jauh lebih
banyak dananya untuk merancang fasilitas-fasilitas mereka, dan mencoba untuk
membuatnya baik secara fungsional ekonomis maupun secara arsitekur menarik.
Harga
tanah yang terus naik akan memaksa perusahaan untuk membangun gedung bertingkat
supaya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin setiap meter persegi tanah. Hal
ini tentu saja mengandung konsekuensi-konsekuensi, seperti penanganan bahan
dalam pabrik akan lebih sukar, penerangan alam berkurang, dan sulit diperluas.
Bangunan bertingkat lebih sesuai untuk organisasi-organisasi jasa, dimana bahan
dan peralatan cukup ringan.
Bangunan
juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan
poduktivitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian tujuan. Ini ditandai semakin
meluasnya penggunaan karpet, dinding kayu, dan tata warna yang dikoordinasikan
secara baik dalam bangunan-bangunan kantor. Bangunan adalah salah satu
fasilitas yang paling produktif.
Bentuk-bentuk
bangunan lainnya yang berkembang akhir-akhir ini adalah bangunan bawah tanah,
bangunan tipe-kampus, bangunan dengan tempat-tempat terbuka, dan bentuk-bentuk
khusus(seperti bentuk gergaji dan berdinding kaca). Bentuk bangunan bawah tanah
biasanya untuk tempat penyimpanan barang (gudang) ataupun tempat parkir.
Bangunan tipe- kampus mempunyai taman yang terawat, tempat-tempat terbuka, dan
bahkan lapangan olahraga, dan terdapat beberapa bangunan. Pabrik tipe- kampus
memberikan kenyamanan, perasaan lapang, tetapi memerlukan tanah yang luas dan
biaya pembangunannya lebih mahal.
2 Faktor-faktor dalam
Pertimbangan
Desain bangunan dan fasilitas lainnya harus
direncanakan dan diperhitungkan sebaik-baiknya. Berbagai faktor penting lainnya
antara lain sebagai berikut :

1)
Penanganan bahan
2)
Supervisi
3)
Pemeliharaan
4)
Persediaan
5)
Pengiriman
6)
Asuransi
Penerangan biasanya
juga dapat diperbaiki sehingga biayanya dapat ditekan. Semangat kerja karyawan
dan kualitas produk meningkat, sehingga biaya tenaga kerja per unit produk
turun.




3 Desain Layout
Fasilitas
Layout fasilitas harus dirancang untuk
memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam
berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak angkut hendaknya sependek mungkin
dan pengambilan serta peletakan produk-produk dan peralatan- peralatan
diminimumkan. Hal ini seharusnya menghasilkan minimisasi biaya penanganan dan
transportasi, seperti juga penurunan waktu proses kerja dan mesin menggangur.
Penentuan layout peralatan dan proses produk
meliputi pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin,
personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan
(material handling), semua peralatan
serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien.
Penentuan letak fasilitas-fasilitas produksi daam pabrik erat hubungannya
dengan pendirian bangunan pabrik (building). Sering layout ditentukan lebih
dahulu sedang bangunan menyesuaikannya. Bangunan yang sudah didirikan ini akan
mahal bila diubah, ini berarti harus diusahakan seflexsibel mungkin, karena
kemungkinan besar perusahaan harus melakukan relayout dengan adanya perubahan
permintaan, penemuan produk baru, proses produksi baru, perubahan metode kerja,
fasilitas-fasilitas produksi yang out of date, kecelakaan-kecelakaan dalam
proses produksi lingkungan kerja yang terlalu pengab dan sebagainya.
Tujuan layout peralatan dan proses produksi
pada hakekatnya merupakan optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas opersai
sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produktif maksimum. Selain itu perlu
pula dipenuhi kebutuhan para karyawan dalam menjalankan proses produksi. Secara
lebih terperinci, layout fasilitas bertujuan untuk menggunakan ruangan yanng
tersedia seefektif mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut,
menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses
produksi, mendorong semangat dan efektifitas kerja para karyawan, menjaga
keselamatan karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari
berbagai bentuk pemborosan.
4 Macam-macam Layout
Terdapat 4 macam pola dasar umum layout.
Pertama, Layout Fungsional yang berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan
peralatan-peralatan sejenis pada suatu tempat(pusat) yang melaksanakan
fungsi-fungsi yang sama. Kedua, Layout Produk berkenaan dengan pengelompokan
mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk membuat produk-produk
tertentu berdasarkan atas urutan proses produksi, dimana produk-produk bergerak
secara terus menerus sebagai dalam suatu garis perakitan. Layout produk
berorientasi pada produk yang sedang dibuat untuk mencapai volume produksi yang
tinggi.
Ketiga, Layout Kelompok kadang-kadang
diperlakukan sebagai macam layout yang terpisah, merupakan suatu variasi dari
layout produk. Dalam layout kelompok bagian-bagian dan komponen-komponen produk
yang sedang dibuat dikelompokkan menjadi semacam keluarga, dan berbagai area
atau departemen dipisah-pisahkan untuk mengerjakan hanya komponen-komponen
tersebut dapat melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuatnya
selesai.
Keempat Layout Posisi Tetap menempatkan
produk-produk kompleks yang sedang dirakit pada suatu tempat, seperti pembuatan
pesawat Boeing 747, kapal dan sebagainya. Kebanyakan perusahaan menggunakan
secara kentara satu atau lebih pola-pola layout ini, tetapi mungkin juga
mencakup semua macam layout pada berbagai derajat.
1.
Layout
Fungsional
Layout
fungsional (kadang-kadang disebut layout proses atau job lot) adalah pengelompokan
bersama mesin-mesin dan personalia untuk melaksanakan pekerjaan yang serupa
atau sejenis. Penggiliangan dilakukan disuatu departemen penggilingan,
pengecatan di departemen pengecatan, pemprosesan data didepartemen komputer,dan
tagihana dibayar di departemen hutang.
Kebaikan layout
fungsional, layout fungsional menghasilkan penggunaan spesialisasi mesin dan
personalia yang paling baik. Departemen-departemen fungsional juga flexsibel
dan dapat memproses berbagai bermacam-macam produk. Mesin-mesin serbaguna
dimana biasanya memperlukan biaya lebih kecil dibandingkan mesin-mesin khusus.
Produk-produk atau jasa-jasa yang memerlukan operasi yang berbeda-beda dapat
dengan mudah mengikuti jalur berbeda melalui fasilitas-fasilitas produksi.
Fasilitas-fasilitas
fungsional tidak terpengaruh oleh kerusakan salah satu mesin, karena bisa
dialihkan ke mesin lain yang mempunyai fungsi yang serupa, dan penundaan jarang
akan mengganggu kemajuan pesanan-pesanan lain. Bila produk sangat bervariasi
dan dibuat dalam jumlah sedikit biaya akan lebih murah dengan layout fungsional
dibandingkan layout produk. Dan dengan mesin dan karyawan tidak saling
tergantung, pola ini sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan.
Keburukan
layout fungsional. Mesin-mesin serbaguna biasanya beroperasi lebih lambat
dibandingkan dengan mesin-mesin khusus, sehingga biaya operasi per satuan lebih
tinggi. Penentuan routing, scheduling, dan akuntansi biayanya memakan biaya
karena setiap pesanan baru dikerjakan tersendiri secara terpisah. Penanganan bahan
(materials handling) dan biaya transportasi dalam pabrik tinggi, karena
produk-produk yang berbeda mengikuti jalur (route) yang berbeda pula. Hal ini
biasanya tidak ekonomis untuk mempergunakan ban berjalan, sehingga truk-truk
atau kereta dorong harus mengangkut barang dalam proses dari pusat mesin satu
ke pusat mesin yang lain.
Bahan-bahan
dalam pabrik bergerak lamban, sehingga konsekuensinya persediaan barang dalam
proses relatif besar dan memerlukan ruang penyimpanan yang luas.
Pesanan-pesanan kadang-kadang hilang. Dan juga sulit menjaga keseimbangan
antara kebutuhan tenaga kerja dan mesin-mesin, serta sering terjadi proses
membalik. Layout fungsional adalah palig baik bagi perusahaan yang memproduksi
barang dalam volume-volume kecil dengan macam produk yang banyak.
2.
Layout
Produk
Layout
produk atau sering disebut “layout garis lurus”, berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan
operasi produk mendominasi dan menentukan layout mesin-mesin dan peralatan-peralatan
lainnya. Produk bergerak, biasanya terus-menerus mengikuti garis ban berjalan
melalui tempat-tempat kerja dimana orang-orang dan / mesin-mesin melakukan
pekerjaan yang menghasilkan produk akhir.
Proses
produksi terus-menerus (continuous) adalah paling baik untuk pola layout ini
terutama bagi produk yang dibuat dalam jumlah yang besar. Produk dipindahkan oleh
ban berjalan dari satu tempat ke tempat kerja ke tempat kerja lain baik secara
terus-menerus maupun atas dasar ‘berhenti dan terus’. Ini menunjukkan bagaimana
televisi, kompor, mobil, dan banyak barang-barang elektronik lainnya dibuat.
Pada tempat kerja individual pekerjaan mungkin merupakan kerja tangan (manual),
bicaranya dalam kerja perakitan, atau mungkin merupakan kerja mesin, biasanya
dalam pembuatan komponen-komponen. Macam produksi ini sering disebut”layout
Garis-Lurus”, walaupun kadangn-kadang garis berhenti pada suatu sudut dan
berganti arah.
Bila
pekerjaan adalah manual dan memerlukan bantuan peralatan, hampir di semua pekerjaan
garis perakitan,operator biasanya mengerjakan dengan peraltan-peralatan yang
mudah dijinjing (portable tools). Karena peralatan-peralatan ini harus cukup
kecil dan ringan untuk dibawa, maka mempunyai kemampuan yang terbatas.
Sebaliknya, produksi komponen-komponen yanng terus-menerus biasanya memerlukan
mesin-mesin yang lebih besar, lebih mahal serba guna untuk mengecap, menempa,
memotong, mengebor, menggrida, mengetam, mengikir,atau membuat sepotong besi menjadi
tajam, sesuai ukuran, berbentuk atau rata seperti kebutuhan. Kebaikan dan
keburukan layout perduksi merupakan kebalikan dari kebaikan dan keburukan
layout fungsional.
3.
Layout
Kelompok
Layout
kelompok (group layout) memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok
mesin bagi pembuatan keluarga komponen-komponen yang memerlukan pemprosessan
yang sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini
dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan ditempat tersebut.
Beberapa
kebaikan layout kelompok adalah penghematan biaya penanganan bahan:
kemponen-komponen tidak harus diangkut dari sudut ke sudut pabrik yang
berjauhan, dan lebih mudah untuk mengetahui dimana setiap kelompok produk
berada. Waktu pengiriman dapat lebih tepat diperkirakan dan scheduling menjadi
sederhana. Biaya penyiapan (set up) sering dapat dikurangi karena dapat
mendasarkan diri pada operasi yang lalu, jadi membuatnya mungkin untuk
mempergunakan bagian dari set up yang telah tersusun.
4.
Layout
Posisi Tetap
Layout
posisi tetap (fixed position layout) sering digunakan untuk produk-produk besar
dan kompleks, seperti pabrik-pabrik mesin itu sendiri,lokomotif,turbin listrik,
kapal terbang , kapal laut, jembatan, dan rumah-rumah pabrikan. Dalam hal ini
produk mungkin berada pada satu lokasi selama periode perakitan lengkap seperti
dalam kasus pembuatan kapal. Atau mungkin tinggal di satu tempat untuk waktu
yang lama barangkali beberapa minggu sampai pekerjaan tertentu dilakukan.
Kemudian dipindhakan ke tempat perakitan lainnya dimana pekerjaan selanjutnya
dilakukan secara total, hal ini mungkin berpindah-pindah hanya 4 atau 5
kalinya.
Ada
sedikit kebaikan ekonomis metode tempat kerja tetap ini, kecuali menghindarkan
biaya-biaya yang cukup tinggi karena produk dipindahkan dari satu tempat kerja
ke tempat kaerja lain terlalu sering, mungkin pengaturan tempat kerja yang
tetap merupakan satu-satunya kemungkinan cara merakit produk-produk besar.
makasih ya... cuma masih bingung antara pola layout fungsional dan kelompok.
BalasHapus